29 January 2008

Jakarta-Bekasi

Sore itu kembali aku duduk manis di belakang mas wa2n menuju rumah mungil kami di pinggiran kota Bekasi setelah seharian penuh berkutat dengan pekerjaan. Perjalanan yang kami harus tempuh dengan sepeda motor cukup jauh tapi kami berdua mencoba senantiasa bersyukur atas apa yang telah kami miliki. Sebenarnya ada juga sih mobil jemputan kantor tapi rasanya koq waktu jadi tergadaikan ya...la wong jam sekian harus ada di tempat A ato pulangnya harus jam sekian misalnya. Bisa juga naik angkutan umum tapi kondisi jalanan baik jalan umum maupun jalan bebas hambatan alias tol...ampyun deh...selalu macet!. Jadi kami berdua lebih memilih alternatif dengan mengunakan motor, walopun macet tapi masih cukup lancarlah untuk dilewati.

Kondisi jalanan sore itu lumayan padat, aku sih udah maklum...kayaknya jakarta kalo lebaran aja deh jalanan kosong. Bukan masalah sih seperti yang aku tulis sebelumnya meskipun padat...tapi masih bisa dilewati oleh motor.

Menyenangkan juga sih mengendarai sepeda motor..khususnya untuk iie' (abis cuma duduk manis aja sih), iie' bisa dengan mudah melihat berbagai macam hal dan yang paling iie' liat sih ekspresi pola manusia...mau yang jalan kaki atopun yang ada di mobil. Rata-rata yang paling banyak iie' liat sih wajah-wajah cape. Pola pengendara juga bermacam-macam...ada yang ugal-ugalan...ada juga yang kelewat pelan (keduanya ini sering buat mas wa2n ngomel-ngomel ga jelas) dan yang paling buat bete sebenernya ulah para pengemudi angkutan umum yang sering parkir dan ngetem sebarangan.

Rute yang kami tempuh meliputi dari kantor kami di daerah Lapangan Banteng-Senen lalu menuju arah Stasiun Jatinegara, dari Stasiun Jatinegara bablas melalui jalan sepanjang rel kereta sampai daerah Pondok Kopi, dari sinipun bablas lagi melawati jalan tembusan I Gusti Ngurah Rai sampai daerah Stasiun Kranji. Kadang kala dalam perjalanan ini perut tidak berkompromi sehingga sering kali kami berdua mampir makan terlebih dahulu, ini yang kami lakukan di sore itu....motorpun berhenti di rumah makan, sebenarnya kepinginnya makan bebek goreng tapi merasa kondisi tubuh yang agak flu jadi akhir semangkok soto kudus panas jadi pilihan kami . Rumah makan ini selalu jadi tempat favorit kami berdua...soale cuma disitu yang rasa soto kudusnya lumayan enak. Setelah dirasa kenyang..kami melanjutkan kembali perjalanan menuju rumah mungil kami. Dari sini perjalanan sudah tidak terlalu jauh. Kamipun sampai di rumah mungil kami menjelang magrib.













Begitulah senantiasa yang kami tempuh lima hari setiap pekan, dan setiap hari yang dilewati senantiasa membawa kesan yang mendalam.

3 comments:

Anonymous said...

Emang lebih enak naik motor kali ya. Nggak begitu macet kali ya. Naik motor lebih mesra dong.

ysugiri.blogspot.com said...

Wah sama donk di Bekasi. Saya udah jalani dari tahun 97 naik motor. Pokoke paling cepet dan paling irit. Banyaklah suka dukanya sukanya yang tadi di atas dukanya kalau hujan, basah semua deh sampai sepatu aja di copot ganti sandal jepit.

Anonymous said...

Memang naik motor itu lbh lancar. Cm musti hati-hati krn sekarang byk jg pengendara motor yg ugal2an mba...

==================================================================================================

Our Anniversary

DaisypathNext Anniversary Ticker

Popular Posts